Di Baruppu, Injil mulai diperkenalkan bersamaan dengan dibukanya pendidikan oleh guru-guru PI
dari Sangir dan Ambon. Secara resmi pendidikan dibuka kembali di Baruppu' pada
tanggal 1 Januari 1923. Sebelumnya
Sekolah sudah dibuka sekitar tahun 1914-1915 dengan nama Sekolah Rakyat, namun karena mengalami tantangan dan kesulitan lain
kemudian ditutup (waktunya tidak terdata, namun diperkirakan tahun 1917-1918). Setelah
dibuka kembali 1 Januari 1923 kemudian berubah nama menjadi SD Rangri’ Baruppu’
dan bersamaan dengan itu juga diperkenalkan pekabaran injil sekitar bulan Maret
1923.
Salah satu penginjil yang berasal dari daerah sangir Sulawesi Utara adalah Manapode, beliau lama tinggal di
Baruppu’ sebagai guru sekaligus sebagai penginjil. Selama di Baruppu', salah
satu anaknya meninggal dan dikuburkan dekat rumah guru pada waktu itu (sekarang
adalah depan Gereja Ponglamba’) dan kuburan tersebut sudah tidak kelihatan,
tepat berada dalam areal bangunan sekolah. Kuburan
ini menjadi saksi sejarah keberadaan orang luar yang datang dan tinggal di
Baruppu' sebagai Guru dan Penginjil.
Berdasarkan
sejarah kedatangan A.A. Van de
Loosdrecht di Baruppu, tahun 1914 untuk membangun sekolah, kemudian tahun
1915 datang kedua kalinya saat berjalan
dari Rongkong lewat hutan dan tembus di Baruppu’ kemudian mengadakan
Penginjilan di sekitar Pesangrahan lama.
Perlu diketahui
seperti yang dijelaskan pada bagian awal dari tulisan ini, A.A. van de
Loosdrecht memulai perjalanan ke
Rongkong Tangga 3 Agustus 1915,
kemudian kembali melewati hutan dan tembus di Baruppu lalu kembali ke Rantepao.
Berdasarkan Rute yang dilalui, diperkirakan tiba di Baruppu setelah 9 (sembilan) hari perjalanan maka rombongan
tiba di Baruppu pada 12 Agustus 1915.
Tanggal tersebut merupakan waktu pertama kali penginjilan di Baruppu (di
pesangrahan lama), sekaligus menjadi cikal bakal perkembangan penginjilan,
dilanjutkan dengan hadirnya para guru sekolah yang sekaligus berfungsi sebagai
guru injil, dan pada akhirnya terbentuk Jemaat/Gereja di Baruppu. (Data ini
sebagaimana tetulis dalam buku “ Dari
benih Terkecil tumbuh menjadi Pohon, Perjalanan A.A van de Loosdrecht ke To
Rongkong”, Halaman 130).
Sejalan dengan
perjalan waktu, Gereja Ponglamba’ awalnya bernama Gereja Protestan Baroeppoe’ (bukan gereja toraja)
berdiri secara resmi sebagai lembaga tanggal 28 Agustus 1932, yaitu
bertepatan dengan baptisan ke III. (bandingkan : Gereja Toraja berdiri secara resmi 25 Maret
1947). Hal ini diputuskan dalam Sidang Sinode I tanggal 25-28
Maret 1947. Kemudian Gereja Protestan Baroeppoe’resmi bergabung dengan
Gereja Toraja dan berubah nama menjadi “Gereja Toraja Jemaat
Baroeppoe’
yang bergabung dibawah klasis Pangala’. (
Sumber :GBPP_GT 2006-2011).
Sejalan dengan
perkembangan Gereja Toraja, Gereja Toraja Jemaat Baroeppoe’, melalui Sidang Klasis Pangala’ 28 Desember 1966
di To’ Nakka, kemudian dipecah menjadi dua jemaat yakni
Jemaat Baruppu’
berubah nama menjadi Jemaat Ponglamba’ (Jemaat tangngana padang), sedangkan Jemaat baru yaitu Jemaat Karongian diberi
nama Jemaat Sangpolo Padang, dan ini mulai berlaku 1 Januari 1967. Kedua jemaat ini selanjutnya mulai membuka cabang
kebaktian dan berdirilah jemaat-jemaat baru Gereja Toraja di
beberapa tempat di Baruppu’.