Senin, 19 Februari 2018

sejarah mentah.... mohon yang berkompeten memberi masukan



Di Baruppu, Injil mulai diperkenalkan bersamaan dengan dibukanya pendidikan oleh guru-guru PI dari Sangir dan Ambon. Secara resmi pendidikan dibuka kembali di Baruppu' pada tanggal 1 Januari 1923. Sebelumnya Sekolah sudah dibuka sekitar tahun 1914-1915 dengan nama Sekolah Rakyat, namun karena mengalami tantangan dan kesulitan lain kemudian ditutup (waktunya tidak terdata, namun diperkirakan tahun 1917-1918). Setelah dibuka kembali 1 Januari 1923 kemudian berubah nama menjadi SD Rangri’ Baruppu’ dan bersamaan dengan itu juga diperkenalkan pekabaran injil sekitar bulan Maret 1923. Salah satu penginjil yang berasal dari daerah sangir Sulawesi Utara adalah Manapode, beliau lama tinggal di Baruppu’ sebagai guru sekaligus sebagai penginjil. Selama di Baruppu', salah satu anaknya meninggal dan dikuburkan dekat rumah guru pada waktu itu (sekarang adalah depan Gereja Ponglamba’) dan kuburan tersebut sudah tidak kelihatan, tepat berada dalam areal bangunan sekolah. Kuburan ini menjadi saksi sejarah keberadaan orang luar yang datang dan tinggal di Baruppu' sebagai Guru dan Penginjil.
Berdasarkan sejarah  kedatangan A.A. Van de Loosdrecht di Baruppu, tahun 1914 untuk membangun sekolah, kemudian tahun 1915  datang kedua kalinya saat berjalan dari Rongkong lewat hutan dan tembus di Baruppu’ kemudian mengadakan Penginjilan di sekitar Pesangrahan lama.
Perlu diketahui seperti yang dijelaskan pada bagian awal dari tulisan ini, A.A. van de Loosdrecht  memulai perjalanan ke Rongkong Tangga 3 Agustus 1915, kemudian kembali melewati hutan dan tembus di Baruppu lalu kembali ke Rantepao. Berdasarkan Rute yang dilalui, diperkirakan tiba di Baruppu setelah  9 (sembilan) hari perjalanan maka rombongan tiba di Baruppu pada 12 Agustus 1915. Tanggal tersebut merupakan waktu pertama kali penginjilan di Baruppu (di pesangrahan lama), sekaligus menjadi cikal bakal perkembangan penginjilan, dilanjutkan dengan hadirnya para guru sekolah yang sekaligus berfungsi sebagai guru injil, dan pada akhirnya terbentuk Jemaat/Gereja di Baruppu. (Data ini sebagaimana tetulis dalam buku “ Dari benih Terkecil tumbuh menjadi Pohon, Perjalanan A.A van de Loosdrecht ke To Rongkong”, Halaman 130).
Sejalan dengan perjalan waktu, Gereja Ponglamba’ awalnya bernama Gereja Protestan Baroeppoe’ (bukan gereja toraja) berdiri secara resmi sebagai lembaga tanggal 28 Agustus 1932, yaitu  bertepatan dengan baptisan ke III. (bandingkan : Gereja Toraja berdiri secara resmi 25 Maret 1947). Hal ini diputuskan dalam Sidang Sinode I tanggal 25-28 Maret 1947. Kemudian  Gereja Protestan Baroeppoe’resmi bergabung dengan Gereja Toraja dan berubah nama menjadi Gereja Toraja Jemaat Baroeppoe’ yang bergabung dibawah klasis Pangala’. ( Sumber :GBPP_GT 2006-2011).
Sejalan dengan perkembangan Gereja Toraja, Gereja Toraja Jemaat Baroeppoe’, melalui Sidang Klasis Pangala’ 28 Desember 1966 di To’ Nakka, kemudian  dipecah menjadi dua jemaat yakni Jemaat Baruppu’ berubah nama menjadi Jemaat Ponglamba (Jemaat tangngana padang), sedangkan Jemaat baru yaitu Jemaat Karongian diberi nama Jemaat Sangpolo Padang, dan ini mulai berlaku 1 Januari 1967. Kedua jemaat ini selanjutnya mulai membuka cabang kebaktian dan berdirilah jemaat-jemaat baru Gereja Toraja di beberapa tempat di Baruppu’.